Mengajarkan Keterampilan Mengelola Konflik Melalui Bermain Game: Bagaimana Anak-anak Dapat Belajar Untuk Menyelesaikan Perselisihan Dengan Damai Dan Adil

Mengajarkan Keterampilan Mengelola Konflik Melalui Bermain Game: Cara Anak-anak Belajar Menyelesaikan Pertikaian SecaraDamai dan Adil

Konflik merupakan bagian tak terhindarkan dalam interaksi sosial, termasuk di kalangan anak-anak. Oleh karena itu, penting untuk membekali mereka dengan keterampilan mengelola konflik secara efektif sejak dini. Salah satu metode yang terbukti ampuh adalah melalui bermain game.

Manfaat Bermain Game untuk Keterampilan Mengelola Konflik

Bermain game, terutama yang dirancang khusus untuk mengajarkan keterampilan menyelesaikan konflik, menawarkan sejumlah manfaat:

  • Menciptakan lingkungan yang aman dan terkendali: Game menyediakan ruang yang aman bagi anak untuk mengeksplorasi dan mempraktikkan keterampilan mengelola konflik tanpa risiko konsekuensi serius.
  • Memberikan simulasi pengalaman nyata: Game menciptakan situasi realistis di mana anak-anak dihadapkan pada perselisihan dan harus mencari solusinya.
  • Memberi umpan balik langsung: Banyak game dilengkapi dengan mekanisme umpan balik yang memungkinkan anak-anak untuk menilai kemajuan mereka dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Jenis Permainan untuk Keterampilan Mengelola Konflik

Ada berbagai macam cara bermain game yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan mengelola konflik. Beberapa contoh populer antara lain:

  • Permainan Peran: Anak-anak berperan sebagai karakter yang berbeda dalam situasi yang penuh konflik dan berlatih menyelesaikannya melalui dialog dan negosiasi.
  • Game Papan: Game seperti "Cranium" atau "Scrabble" dapat mendorong kerja sama dan pemecahan masalah saat anak-anak bersaing satu sama lain.
  • Video Game: Game seperti "The Sims" atau "Sims 4" memungkinkan anak-anak untuk mengelola hubungan dan menyelesaikan konflik dalam lingkungan virtual.

Langkah-Langkah Menerapkan Bermain Game untuk Keterampilan Mengelola Konflik

Menerapkan bermain game untuk mengajarkan keterampilan mengelola konflik dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Pilih game yang sesuai: Pilih game yang sejalan dengan usia, keterampilan, dan minat anak-anak.
  2. Jelaskan tujuan: Beri tahu anak-anak bahwa permainan ini dirancang untuk membantu mereka belajar bagaimana mengelola konflik secara efektif.
  3. Facilitate diskusi: Setelah bermain, bicarakan dengan anak-anak tentang strategi yang mereka gunakan, apakah berhasil, dan apa yang dapat ditingkatkan.
  4. Dorong penerapan: Dorong anak-anak untuk menerapkan keterampilan yang mereka pelajari dalam game ke dalam interaksi kehidupan nyata.

Contoh Praktis

Berikut adalah contoh praktis bagaimana bermain game dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan mengelola konflik:

  • Dalam game peran "Kids on the Block," anak-anak memainkan peran sebagai tetangga yang berbeda dan berlatih menyelesaikan perselisihan tentang berbagi ruang bermain.
  • Di game papan "Cranium," pemain harus bekerja sama untuk menggambar, memahat, dan menebak kata sambil mengatasi perbedaan pendapat dan mengutamakan kerja tim.
  • Dalam video game "Sims 4," anak-anak dapat mensimulasikan situasi sosial yang kompleks dan mengelola hubungan dengan tetangga, keluarga, dan teman mereka, yang mengajarkan mereka cara menyelesaikan konflik secara damai.

Kesimpulan

Bermain game merupakan alat yang berharga untuk mengajarkan keterampilan mengelola konflik kepada anak-anak. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan memberikan pengalaman yang realistis, game dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, komunikasi, dan negosiasi. Menerapkan bermain game sebagai bagian dari pendidikan dini dapat membekali anak-anak dengan keterampilan penting untuk menjalani kehidupan yang harmonis dan konstruktif.

Resolusi Konflik: Bagaimana Game Mengajarkan Remaja Untuk Mengelola Konflik Dan Kekerasan Secara Positif

Resolusi Konflik: Game Mengajarkan Remaja Mengelola Konflik dan Kekerasan

Di tengah kecanggihan teknologi, permainan video (game) tak jarang mendapat stigma negatif karena dianggap memicu anak-anak dan remaja menjadi kasar atau tidak peka terhadap kekerasan. Namun, sebuah penelitian mutakhir mengungkapkan bahwa game tidak selalu membawa dampak buruk, khususnya dalam hal resolusi konflik.

Menurut studi yang dilakukan oleh University of Oxford, game dapat mengajarkan remaja keterampilan berharga dalam mengelola konflik dan mencegah kekerasan dalam kehidupan nyata. Bagaimana game bisa memiliki efek seperti itu? Mari kita telusuri.

Belajar dari Kegagalan

Dalam game, pemain seringkali menghadapi tantangan dan kegagalan. Saat menghadapi kekalahan, mereka dipaksa untuk belajar dari kesalahan, menganalisis situasi, dan menyusun strategi baru. Proses ini membekali pemain dengan ketangguhan dalam menghadapi konflik dan mengurangi kecenderungan mereka untuk bereaksi secara impulsif.

Berempati dengan Karakter

Game yang bercerita (narrative games) seringkali menempatkan pemain dalam peran karakter tertentu. Saat mengalami cerita dari perspektif karakter, pemain dipaksa untuk berempati dengan emosi dan motivasi mereka. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas pemain untuk memahami pandangan orang lain dan bernegosiasi secara efektif.

Menyelesaikan Masalah Secara Damai

Banyak game menawarkan solusi alternatif untuk konflik selain kekerasan. Pemain dapat menggunakan diplomasi, strategi, atau akal untuk menyelesaikan masalah tanpa menggunakan kekuatan. Hal ini mengajarkan pemain bahwa konflik dapat diselesaikan secara damai, sehingga mengurangi kecenderungan mereka untuk menggunakan kekerasan sebagai jalan keluar.

Berpikir Kritis dan Strategis

Game melatih pemain untuk berpikir kritis dan strategis. Saat menghadapi tantangan, pemain harus menilai situasi, menimbang opsi, dan membuat keputusan. Proses ini memperkuat kemampuan mereka untuk menganalisis konflik, mengidentifikasi solusi yang efektif, dan mengelola emosi mereka tetap terkendali.

Komunikasi dan Kerja Sama

Game multipemain mendorong pemain untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Mereka harus belajar mendengarkan perspektif orang lain, mengomunikasikan rencana mereka dengan jelas, dan menyesuaikan tindakan mereka sesuai kebutuhan. Hal ini membantu pemain mengembangkan keterampilan komunikasi dan kerja sama yang penting dalam resolusi konflik.

Mengontrol Agresi

Beberapa game, seperti game fighting, menyediakan sarana untuk menyalurkan agresi secara terkendali. Pemain dapat melampiaskan emosinya dalam lingkungan game yang aman, sehingga mengurangi kemungkinan mereka untuk meledak di kehidupan nyata.

Mengaplikasikan Keterampilan dalam Kehidupan Nyata

Keterampilan yang dipelajari dari game tidak terbatas pada lingkungan virtual. Remaja dapat mengaplikasikan hal-hal seperti berpikir kritis, komunikasi efektif, dan kontrol agresi ke dalam interaksi sosial mereka di luar bermain game. Dengan cara ini, game dapat memainkan peran positif dalam membentuk perilaku konstruktif dalam menghadapi konflik.

Kesimpulan

Meskipun beberapa game mungkin mengandung konten kekerasan, penelitian menunjukkan bahwa game lain dapat memiliki efek menguntungkan dalam hal resolusi konflik. Dengan mengajarkan keterampilan penting seperti ketangguhan, empati, pemecahan masalah damai, berpikir kritis, komunikasi, dan kontrol agresi, game dapat memberdayakan remaja untuk mengelola konflik dan kekerasan secara positif dalam kehidupan mereka.

Dampak Game Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Konflik Anak

Dampak Game terhadap Kemampuan Menyelesaikan Konflik Anak

Perkembangan teknologi yang pesat telah menjadikan game sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Anak-anak dari segala usia terpapar oleh berbagai macam game, baik yang edukatif maupun menghibur. Namun, di tengah keseruan bermain game, para orang tua perlu mewaspadai dampaknya terhadap kemampuan menyelesaikan konflik anak-anak mereka.

Definisi Konflik dan Kaitannya dengan Game

Konflik adalah situasi di mana terdapat perbedaan pandangan atau kepentingan antara dua pihak atau lebih. Kemampuan menyelesaikan konflik merupakan keterampilan penting yang memungkinkan individu mengelola perbedaan dan mencapai resolusi yang adil. Dalam game, konflik dapat hadir dalam berbagai bentuk, seperti pertempuran antar pemain, perbedaan strategi, dan rebutan sumber daya.

Pengaruh Negatif Game pada Kemampuan Menyelesaikan Konflik

Sayangnya, beberapa jenis game dapat berdampak negatif pada kemampuan menyelesaikan konflik anak. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Game Kekerasan: Game yang berfokus pada pertempuran dan kekerasan dapat menormalisasi agresi dan mengajarkan anak untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang bermusuhan.
  • Game Kompetitif: Game yang berfokus pada kompetisi dapat menumbuhkan mentalitas menang-kalah yang mempersulit anak untuk berkompromi dan menemukan titik temu.
  • Game Berbasis Tim: Meskipun dapat mengajarkan anak tentang kerja sama, game berbasia tim juga dapat mengarah pada konflik antar anggota tim jika ada perbedaan pendapat atau kesalahan terjadi.

Pengaruh Positif Game pada Kemampuan Menyelesaikan Konflik

Di sisi lain, beberapa jenis game juga dapat membantu mengembangkan kemampuan menyelesaikan konflik anak. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Game Role-Playing: Game yang memungkinkan anak menjelajahi perspektif karakter yang berbeda dapat menumbuhkan empati dan keterampilan negosiasi.
  • Game Simulasi: Game yang mensimulasikan dunia nyata dapat mengajarkan anak tentang dinamika konflik dan bagaimana mengatasinya secara strategis.
  • Game Edukatif: Game yang dirancang khusus untuk mengajarkan keterampilan menyelesaikan konflik dapat memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan bermanfaat.

Tips untuk Meminimalkan Dampak Negatif Game

Untuk meminimalkan dampak negatif game pada kemampuan menyelesaikan konflik anak, para orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Memilih Game yang Tepat: Pilih game yang sesuai dengan usia dan perkembangan kognitif anak. Hindari game yang mengandung kekerasan atau mempromosikan perilaku agresif.
  • Batasi Waktu Bermain: Batasi waktu bermain game untuk mencegah kecanduan dan memastikan bahwa anak memiliki waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan terlibat dalam aktivitas lain.
  • Diskusikan Game dengan Anak: Bicarakan dengan anak tentang game yang mereka mainkan, tanyakan pendapat mereka tentang konflik yang dihadapi dalam game, dan dorong mereka untuk mencari solusi yang adil.
  • Berikan Contoh Positif: Tunjukkan pada anak cara menyelesaikan konflik secara damai dengan memberikan contoh yang baik. Jelaskan pentingnya berkompromi, bernegosiasi, dan mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.
  • Dorong Aktivitas Lain: Dorong anak untuk terlibat dalam aktivitas lain yang dapat menumbuhkan keterampilan menyelesaikan konflik, seperti olahraga, permainan papan, atau kelas drama.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, para orang tua dapat membantu membimbing anak-anak mereka dalam menggunakan game secara sehat dan mengoptimalkan dampaknya pada kemampuan menyelesaikan konflik. Ingat, game hanyalah salah satu aspek dari perkembangan anak. Interaksi sosial, pendidikan, dan pengalaman dunia nyata memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan menyelesaikan konflik yang kuat.

Membangun Keterampilan Mengatasi Konflik Melalui Bermain Game: Bagaimana Anak-anak Dapat Belajar Untuk Menyelesaikan Perselisihan Dengan Damai Dan Adil

Membangun Keterampilan Mengatasi Konflik melalui Bermain Game: Cara Cerdas Anak-anak Menyelesaikan Perselisihan dengan Damai dan Adil

Konflik merupakan bagian tak terhindarkan dari kehidupan, dan anak-anak tidak terkecuali. Mereka sering menghadapi perselisihan dengan teman sebaya, saudara kandung, atau bahkan orang tua. Mengajarkan keterampilan mengatasi konflik yang efektif sejak dini sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional yang sehat.

Saat ini, ada cara baru dan inovatif untuk membantu anak-anak menguasai keterampilan ini: bermain game. Permainan dapat memberikan lingkungan yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak untuk mempraktikkan keterampilan pemecahan masalah, pengaturan emosi, dan komunikasi dalam situasi konflik.

Jenis Permainan yang Mengembangkan Keterampilan Mengatasi Konflik

Ada berbagai macam permainan yang dapat digunakan untuk membangun keterampilan mengatasi konflik pada anak, antara lain:

  • Permainan Peran: Anak-anak memainkan peran yang berbeda dalam situasi konflik dan mendiskusikan bagaimana karakter mereka akan bereaksi.
  • Permainan Simulasi: Anak-anak menghadapi situasi konflik simulasi yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan negosiasi, kompromi, dan pemecahan masalah.
  • Permainan Papan: Permainan seperti "Candy Land" atau "Chutes and Ladders" mengajarkan anak-anak tentang aturan, saling bergantian, dan menerima kekalahan dengan anggun.
  • Permainan Kartu: Permainan seperti "Go Fish" atau "Uno" mengasah keterampilan komunikasi dan kerja sama yang penting untuk mengatasi konflik.
  • Permainan Video: Beberapa permainan video, seperti "The Sims" atau "Fortnite," memungkinkan anak-anak berinteraksi dengan karakter lain dan membuat keputusan yang memengaruhi resolusi konflik.

Manfaat Bermain Game untuk Mengatasi Konflik

Bermain game menawarkan sejumlah manfaat untuk pengembangan keterampilan mengatasi konflik pada anak-anak:

  • Praktik dalam Situasi Aman: Permainan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mempraktikkan keterampilan ini dalam lingkungan yang aman dan terkontrol.
  • Mengembangkan Perspektif: Permainan memungkinkan anak-anak melihat konflik dari berbagai perspektif, menumbuhkan empati dan pengertian.
  • Mempelajari Strategi Dampak Rendah: Bermain game membantu anak-anak mengembangkan dan melatih strategi pemecahan konflik berdampak rendah, seperti negosiasi, kompromi, dan mediasi.
  • Menghormati Perbedaan: Permainan mendorong anak-anak untuk menghargai dan menghormati perbedaan pendapat dan solusi.
  • Meningkatkan Regulasi Emosi: Situasi konflik dalam permainan dirancang untuk membantu anak-anak mengatur emosi mereka, bereaksi secara tepat, dan mengelola stres.

Tips Menggunakan Bermain Game untuk Mengatasi Konflik

Untuk memaksimalkan manfaat bermain game untuk membangun keterampilan mengatasi konflik, ikuti tips berikut:

  • Pilih permainan yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak.
  • Siapkan aturan yang jelas dan pastikan setiap orang mematuhi aturan tersebut.
  • Fasilitasi diskusi setelah bermain untuk merefleksikan situasi konflik dan strategi resolusi yang digunakan.
  • Berikan umpan balik positif dan dorong anak-anak untuk menggunakan keterampilan yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata.
  • Bersenang-senanglah! Bermain game harus menjadi pengalaman positif dan menyenangkan bagi anak-anak.

Kesimpulan

Bermain game merupakan alat yang kuat untuk mengembangkan keterampilan mengatasi konflik pada anak-anak. Dengan menyediakan lingkungan yang aman dan menyenangkan untuk berlatih, permainan dapat membantu anak-anak menjadi pemecah masalah yang lebih mampu, komunikator yang efektif, dan individu yang berempati. Dengan mengintegrasikan permainan ke dalam pendidikan dan pengasuhan anak, kita dapat memberdayakan anak-anak dengan keterampilan yang sangat penting untuk sukses dalam kehidupan dan hubungan mereka di masa depan.

Menumbuhkan Keterampilan Diplomasi Melalui Bermain Game: Bagaimana Anak-anak Dapat Belajar Menyelesaikan Konflik Dengan Damai

Menumbuhkan Keterampilan Diplomasi Melalui Bermain Game: Bagaimana Anak-anak Dapat Belajar Menyelesaikan Konflik dengan Damai

Di era digital yang serba cepat ini, permainan video bukan lagi sekadar hiburan belaka, tetapi juga bisa menjadi alat yang ampuh untuk mendidik anak-anak. Salah satu keterampilan penting yang dapat ditumbuhkan melalui bermain game adalah diplomasi.

Diplomasi adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Keterampilan ini sangat penting bagi kehidupan anak-anak, karena mereka seringkali menghadapi situasi di mana mereka harus menyelesaikan perselisihan dengan teman atau saudara.

Bagaimana Bermain Game Dapat Membantu Anak-Anak Mengembangkan Keterampilan Diplomasi

Bermain game dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan diplomasi melalui beberapa cara, antara lain:

  • Mensimulasikan Situasi Sosial: Game multipemain menempatkan anak-anak dalam situasi sosial yang mirip dengan kehidupan nyata, di mana mereka harus bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk melatih keterampilan komunikasi dan negosiasi mereka.
  • Menunjukkan Perspektif yang Berbeda: Game sering kali menampilkan karakter dan situasi yang beragam, yang memaksa anak-anak untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Hal ini dapat membantu mereka mengembangkan empati dan memahami kebutuhan orang lain.
  • Menghadiahi Perilaku Positif: Banyak game memberi penghargaan kepada pemain yang menyelesaikan konflik secara damai atau bekerja sama dengan orang lain. Hal ini memotivasi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan diplomasi mereka.

Tips Memilih Game untuk Menumbuhkan Keterampilan Diplomasi

Saat memilih game untuk anak-anak Anda yang dapat membantu menumbuhkan keterampilan diplomasi, pertimbangkan faktor-faktor berikut:

  • Usia dan Kemampuan: Pilih game yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak Anda.
  • Fitur Multipemain: Carilah game yang mendorong kerja sama atau negosiasi antara banyak pemain.
  • Konflik Realistis: Carilah game yang menggambarkan konflik yang realistis dan dapat diidentifikasi anak-anak dalam kehidupan nyata.
  • Tujuan Damai: Pastikan tujuan permainan mendorong solusi konflik secara damai.

Contoh Game yang Menumbuhkan Keterampilan Diplomasi

Berikut ini adalah beberapa contoh game yang dapat membantu anak-anak menumbuhkan keterampilan diplomasi:

  • Minecraft: Game sandbox multipemain ini memungkinkan pemain untuk bekerja sama membangun dunia bersama. Hal ini mendorong komunikasi, kompromi, dan resolusi konflik.
  • Rocket League: Gim sepak bola mobil ini menekankan kerja sama tim dan koordinasi. Pemain harus belajar berkomunikasi secara efektif untuk memenangkan pertandingan.
  • Overcooked: Gim memasak multipemain yang kacau ini mengharuskan pemain untuk bekerja sama dengan cepat dan efisien. Hal ini mengajarkan anak-anak pentingnya komunikasi, adaptasi, dan kompromi.

Kesimpulan

Bermain game dapat menjadi cara yang menyenangkan dan efektif untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan diplomasi. Dengan memilih game yang tepat dan mendorong perilaku positif, orang tua dapat membekali anak-anak mereka dengan keterampilan penting yang akan bermanfaat bagi mereka di masa depan. Dengan belajar menyelesaikan konflik secara damai melalui permainan, anak-anak dapat menjadi duta perdamaian di dunia nyata.

Dampak Game Terhadap Perkembangan Kemampuan Mengelola Konflik Anak

Dampak Game pada Kemampuan Mengelola Konflik Anak

Dalam era digital yang serba canggih, kehadiran game telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Game yang awalnya diciptakan sebagai sarana hiburan kini juga membawa dampak positif dan negatif pada perkembangan anak, salah satunya dalam aspek pengelolaan konflik.

Dampak Positif

  • Praktik Mengambil Keputusan dan Problem Solving: Game yang mengandung unsur strategi dan puzzle melatih anak untuk berpikir kritis, menganalisis masalah, dan menemukan solusi yang efektif. Saat berhadapan dengan konflik dalam kehidupan nyata, anak-anak yang sering bermain game cenderung lebih tenang dan mampu mengambil keputusan dengan bijak.
  • Peningkatan Keterampilan Negosiasi: Dalam banyak game, anak-anak berinteraksi dengan pemain lain, baik secara langsung maupun online. Hal ini mengajarkan mereka cara berkomunikasi, bernegosiasi, dan berkompromi untuk mencapai tujuan bersama.
  • Pengendalian Diri dan Manajemen Kemarahan: Beberapa game memerlukan kesabaran dan ketekunan untuk menang. Dengan melatih mekanisme pengendalian diri, anak-anak belajar mengendalikan emosi dan menghindari tindakan impulsif saat menghadapi konflik.

Dampak Negatif

  • Pengabaian Konflik Nyata: Meskipun game dapat melatih keterampilan manajemen konflik, namun jika anak menghabiskan terlalu banyak waktu bermain game, mereka berisiko mengabaikan konflik yang terjadi di kehidupan nyata. Interaksi sosial secara langsung sangat penting untuk pengembangan keterampilan pengelolaan konflik yang komprehensif.
  • Penghindaran Konflik: Beberapa game mempromosikan penghindaran konflik melalui perilaku "camping" atau "ez mode". Ini dapat mengajarkan anak-anak bahwa konflik itu salah dan harus dihindari, padahal dalam kehidupan nyata, konflik adalah hal yang wajar terjadi dan perlu dihadapi dengan baik.
  • Peningkatan Perilaku Agresif: Terlalu banyak bermain game kekerasan dapat meningkatkan kecenderungan anak untuk berperilaku agresif. Ini dapat membuat anak-anak lebih sulit mengelola emosi negatif dan berujung pada konflik yang lebih parah.

Rekomendasi

Untuk memaksimalkan manfaat game tanpa menimbulkan dampak negatif, orang tua perlu melakukan hal berikut:

  • Batasi Waktu Bermain: Tentukan batas waktu yang wajar untuk anak bermain game dan pastikan mereka juga melakukan aktivitas lain, seperti olahraga atau berkumpul dengan teman.
  • Pilih Game yang Tepat: Pilih game yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Game yang melatih keterampilan manajemen konflik dan interaksi sosial adalah pilihan yang baik.
  • Dampingi Anak Saat Bermain: Awasi anak-anak saat bermain game, terutama jika mereka bermain online. Bantu mereka memahami konsep manajemen konflik dan ajarkan cara menghadapinya dengan sehat.
  • Diskusikan Konflik dalam Kehidupan Nyata: Gunakan pengalaman bermain game sebagai titik awal untuk mendiskusikan konflik dalam kehidupan nyata. Bantu anak-anak menerapkan keterampilan yang telah mereka pelajari dalam game ke dalam situasi實際socialite.

Dengan mewaspadai dampak positif dan negatif game pada kemampuan pengelolaan konflik anak, orang tua dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mengembangkan keterampilan anak sambil meminimalkan risiko yang mungkin timbul.